Di Kaki Gunung Merapi: Sepotong Ketenangan

“Ketenangan tidak selalu ditemukan dalam pencarian, melainkan dalam penerimaan.”

Text by Dwi Sutarjantono – writer & mind programming (IG Dwi Sutarjantono, FB Dwi Sutarjantono)

Pagi di Omah Kepel Yogyakarta terasa seperti membuka halaman baru dalam hidup. Udara pegunungan yang segar menyapa kulit saya saat melangkah keluar dari kamar sederhana namun nyaman. Matahari yang perlahan menembus celah pepohonan menghidupkan suasana, sementara di kejauhan, Gunung Merapi berdiri megah, seolah menjadi saksi bisu dari setiap langkah yang saya ambil. Di halaman, Mbak Debbie, pemilik Omah Kepel, tersenyum hangat, mengundang saya untuk berjalan pagi melewati ladang hijau yang tampak tak tersentuh waktu.

Kami menyusuri jalan setapak kecil, melewati ladang cabai dan sawah yang menghijau. Di sini, waktu terasa melambat. Mbak Debbie dan Mas Arya, sang suami, berbicara tentang hidup sederhana mereka kini, jauh dari keramaian Jakarta. Sebuah filosofi yang terikat erat dengan alam, di mana setiap langkah dan tarikan napas dijalani dengan kesadaran penuh. Di antara cerita-cerita mereka, saya merasakan sesuatu yang hilang dalam hidup saya di kota: kedamaian dalam keheningan, dan keakraban dengan alam yang tidak pernah memaksa kita untuk terburu-buru.

Ada momen ketika saya duduk di jembatan kecil, menghadap ke arah Merapi yang tampak agung namun tenang. Di sini, saya melakukan self healing, membiarkan diri saya tenggelam dalam suara gemercik air gunung dan hembusan angin sepoi-sepoi. Pagi itu terasa begitu sempurna, seolah alam bekerja sama untuk memberikan ruang bagi saya—ruang untuk bernapas, ruang untuk menyembuhkan diri.

Ketika sarapan disajikan, saya seakan dibawa ke masa lalu. Di atas meja kayu tua yang antik, nasi goreng kampung tersaji dalam piring dan cangkir jadul yang mengingatkan saya pada masa kecil. Setiap gigitan membawa kenangan, setiap aroma menyimpan kehangatan. Saya makan perlahan, menyerap setiap momen, sambil mendengarkan cerita dari Mbak Debbie dan Mas Arya tentang kehidupan mereka yang dipenuhi harmoni dengan alam. Tanpa disadari, saya mulai memahami sesuatu yang lebih dalam: kesederhanaan tidaklah kekurangan; kesederhanaan adalah kekayaan dalam bentuk yang berbeda.

Malam di Omah Kepel memberikan dimensi berbeda. Langit dipenuhi bintang, suara jangkrik menciptakan harmoni alami yang begitu menenangkan. Duduk di teras, menatap ke atas, saya menyadari bahwa kehidupan di tempat ini benar-benar berbeda. Di sini, waktu tidak mengejar, melainkan menunggu dengan sabar. Setiap momen terasa begitu penting, setiap detik adalah kesempatan untuk menemukan kembali diri yang mungkin telah hilang dalam keramaian dan kesibukan dunia luar.

Buah kepel, nama yang juga menjadi identitas penginapan ini, tumbuh di dekat bale-bale, ditanam dengan hati-hati oleh Mas Arya. Buah langka yang membawa warisan panjang budaya Yogyakarta, dipercaya memiliki manfaat kesehatan, seolah menjadi simbol kesederhanaan dan kearifan lokal yang menyatu dengan alam. Konon, para puteri keraton, menyantapnya untuk membut aroma tubuh lebih wangi.

Omah Kepel bukan sekadar tempat persinggahan. Ini adalah sepotong oase dari  panas dan hiruknya kota. Sebuah ruang agar kita bisa berdamai dengan diri sendiri. Dalam ketenangan ini, saya menemukan bahwa seringkali kita terlalu sibuk berlari, mencari sesuatu yang tidak jelas, padahal apa yang kita butuhkan hanyalah berhenti sejenak, menghirup udara segar, dan merasakan hangatnya sinar matahari pagi.

Akhirnya, saya menyadari bahwa Omah Kepel, seperti hidup itu sendiri, mengajarkan kita bahwa ketenangan tidak selalu ditemukan dalam pencarian, melainkan dalam penerimaan. Alam, seperti halnya diri kita, membutuhkan waktu untuk berhenti dan bernapas—untuk menyembuhkan.  Ah, seandainya saya bisa mengajak sahabat-sahabat saya ke sini melakukan “healing” di sini bersama.

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This error message is only visible to WordPress admins

Error: No feed found.

Please go to the Instagram Feed settings page to create a feed.